“The Queen” Phetjeeja

Phetjeeja adalah petarung atomweight Muay Thai yang ingin memberi dampak besar di ONE Championship setelah dedikasi sepanjang hidupnya dalam “seni delapan tungkai.”

Petarung unggulan Thailand ini memulai Muay Thai di usia 7 tahun dan selalu ingin menjadi petarung. Namun, Phetjeeja tak dapat menemukan sasana yang bersedia melatih wanita. Maka, agar dapat mengejar impiannya, ayahnya membangun sasana Or Mee Khun di rumah mereka.

Kompetisi pertama “The Queen” tiba saat melawan seorang anak lelaki di Mongbondaeng Stadium, provinsi Chonburi. Walau kalah, bintang masa depan Thailand ini mengambil pelajaran berharga dari pertarungan itu dan berkeras melanjutkan misinya di olahraga ini.

Saat ia berusia 10 tahun, Phetjeeja menjalani lebih dari 100 laga atas namanya, dimana 70 dijalaninya melawan lelaki. Catatan rekor itulah yang memberinya julukan “The Girl Who Could Defeat Boys.”

Mengembangkan kemampuannya, “The Girl Who Could Defeat Boys” kemudian menjadi “The Queen,” dimana ia mengalahkan lawan yang lebih besar dan berpengalaman sebelum menjadi Juara Dunia WMC Muay Thai di usia 14 tahun pada 2016 lalu.

Pencapaian ini terus berlanjut bagi Phetjeeja saat ia mencoba peruntungannya dalam tinju, dimana ia meraih posisi di tim nasional Thailand. Di sana, ia memenangi medali amatir sebelum beralih menjadi profesional.

Terlepas dari kesuksesannya dalam tinju, jiwa Phetjeeja memang hanya ingin terfokus pada Muay Thai. Ia kembali ke akarnya, dimana ia menarik perhatian ONE Championship.

Setelah dua penampilan besar di rangkaian ajang mingguan ONE Friday Fights pada awal 2023, Phetjeeja meraih kontrak untuk bertanding sebagai atlet utama.

Ujian perdananya adalah mantan penantang gelar Juara Dunia Interim ONE Atomweight Muay Thai Lara Fernandez pada 15 Juli, di ONE Fight Night 12.